Sejarah Desa Tajungan

 
 
    Desa Tajungan terbentuk pada tahun 1995. Desa Tajungan merupakan daratan dari Selat Madura. Kemudian beberapa nelayan dari Gresik mencari ikan dan tempat singgahnya didaratan tersebut. Oleh karena itu, para nelayan membuat permukiman di daratan tersebut. Sehingga membentuk sebuah desa yang kemudian bernama Tajungan. Tajungan artinya “Koncokna Disah” (ujung desa), atau desa yang letaknya di ujung. Seperti Tanjung Bumi (Jung Bumeh), Tanjung Anyar (Jung Anyar).

    Pada saat para nelayan melaut bahkan penduduk Tajungan lainnya, ditemukan sebuah mayat yang terlentang di pinggir laut. Masyarakat berusaha untuk membuangnya ketengah. Beberapa kali dilakukan mayat tersebut tidak mau ke tengah, tetap mendekat ke tepi laut. Akhirnya ada salah satu warga yang bermimpi bahwa mayat tersebut ingin di kubur di Desa Tajungan. Mayat tersebut bernama Kyai Teguh. Akhirnya, Kyai Teguh dijadikan keramat oleh warga Tajungan.

    Desa Tajungan dengan Desa Gili Barat terbelah oleh lautan. Kemudian lautan tersebut oleh nenek moyang Desa Gili Barat di buatlah sebuah tambak, salah satunya oleh Kyai Nawawi. Bertambahnya tahun bertambah pula penduduk Tajungan, sehingga dengan kurangnya lahan dan akses jalan menuju desa lain, dan tambak pun di buat jalan oleh pemerintah. Penduduk Tajungan adalah pendatang dari Gresik. Jadi tidak asli dari Madura, sehingga bahasa sehari-hari masyarakatnya adalah Bahasa Jawa.

Posting Komentar

0 Komentar